Halaman

Senin, 27 Juni 2016

Belajar dari Septi Peni Wulandani

Siapa yang tidak ingin menjadi Ibu seperti Septi Peni Wulandani?
Tiga anaknya tidak sekolah di sekolah formal layaknya anak-anak pada umumnya. Tapi ketiganya mampu menjadi anak teladan, dua di antaranya sudah kuliah di luar negeri di usia yang masih sangat muda. Saya cuma berdecak gemetar mendengarnya. Bagaimana bisa?
Namanya Ibu Septi Peni Wulandani. Kalau kita search nama ini di google, kalian akan tahu bahwa Ibu ini dikenal sebagai Kartini masa kini. Beliau seorang ibu rumah tangga profesional, penemu model hitung jaritmatika, juga seorang wanita yang amat peduli pada nasib ibu-ibu di Indonesia.
Seorang wanita yang ingin mengajak wanita Indonesia kembali ke fitrahnya sebagai wanita seutuhnya. Beliau bercerita kiprahnya sebagai ibu rumah tangga yang mendidik tiga anaknya dengan cara yang bahasa kerennya anti mainstream. It’s like watching 3 Idiots. But this is not a film. This is a real story from Salatiga, Indonesia.
Semuanya berawal saat beliau memutuskan untuk menikah. Jika ada pepatah yang mengatakan bahwa pernikahan adalah peristiwa peradaban, untuk kisah Ibu Septi, pepatah itu tepat sekali. Di usianya yang masih 20 tahun, Ibu Septi sudah lulus dan mendapat SK sebagai PNS. Di saat yang bersamaan, beliau dilamar oleh seseorang. Beliau memilih untuk menikah, menerima lamaran tersebut.
Namun sang calon suami mengajukan persyaratan: beliau ingin yang mendidik anak-anaknya kelak hanyalah ibu kandungnya. Artinya? Beliau ingin istrinya menjadi seorang ibu rumah tangga. Harapan untuk menjadi PNS itu pun pupus. Beliau tidak mengambilnya. Ibu Septi memilih menjadi ibu rumah tangga. Baru sampai cerita ini saja saya sudah gemeteran. Akhirnya beliau pun menikah.
Pernikahan yang unik. Sepasang suami istri ini sepakat untuk menutup semua gelar yang mereka dapat ketika kuliah. Aksi ini sempat diprotes oleh orang tua, bahkan di undangan pernikahan mereka pun tidak ada tambahan titel/ gelar di sebelah nama mereka. Keduanya sepakat bahwa setelah menikah mereka akan memulai kuliah di universitas kehidupan. Mereka akan belajar dari mana saja.
Pasangan ini bahkan sering ikut berbagai kuliah umum di berbagai kampus untuk mencari ilmu. Gelar yang mereka kejar adalah gelar almarhum dan almarhumah. Subhanallah……Tentu saja tujuan mereka adalah khusnul khatimah. Sampai di sini, sudah kebayang kan bahwa pasangan ini akan mencipta keluarga yang keren? Ya, keluarga ini makin keren ketika sudah ada anak-anak hadir melengkapi kehidupan keluarga.
Dalam mendidik anak, Ibu Septi menceritakan salah satu prinsip dalam parenting adalah demokratis, merdekakan apa keinginan anak-anak. Begitu pun untuk urusan sekolah. Orang tua sebaiknya memberikan alternatif terbaik, lalu biarkan anak yang memilih. Ibu Septi memberikan beberapa pilihan sekolah untuk anaknya: mau sekolah favorit A? Sekolah alam? Sekolah bla bla bla. Atau tidak sekolah? Dan wow, anak-anaknya memilih untuk tidak sekolah. Tidak sekolah bukan berarti tidak mencari ilmu kan?
Ibu Septi dan keluarga punya prinsip: Selama Allah dan Rasul tidak marah, berarti boleh. Yang diperintahkan Allah dan Rasul adalah agar manusia mencari ilmu. Mencari ilmu tidak melulu melalui sekolah kan? Uniknya, setiap anak harus punya project yang harus dijalani sejak usia 9 tahun. Dan hasilnya?
Enes, anak pertama. Ia begitu peduli terhadap lingkungan, punya banyak project peduli lingkungan, memperoleh penghargaan dari Ashoka, masuk koran berkali-kali. Saat ini usianya 17 tahun dan sedang menyelesaikan studi S1nya di Singapura. Ia kuliah setelah SMP, tanpa ijazah. Modal presentasi. Ia kuliah dengan biaya sendiri bermodal menjadi seorang financial analyst. Bla bla bla banyak lagi. Keren banget.
Saat kuliah di tahun pertama ia sempat minta dibiayai orang tua, namun ia berjanji akan menggantinya dengan sebuah perusahaan. Subhanallah. Uang dari orang tuanya tidak ia gunakan, ia memilih menjual makanan door to door sambil mengajar anak-anak untuk membiayai kuliahnya.
Ara, anak kedua. Ia sangat suka minum susu dan tidak bisa hidup tanpa susu. Karena itu, ia kemudian berternak sapi. Pada usianya yang masih 10 tahun, Ara sudah menjadi pebisnis sapi yang mengelola lebih dari 5000 sapi. Bisnisnya ini konon turut membangun suatu desa. WOW! Sepuluh tahun gue masih ngapain? Dan setelah kemarin kepo, Ara ternyata saat ini juga tengah kuliah di Singapura menyusul sang kakak.
Elan, si bungsu pecinta robot. Usianya masih amat belia. Ia menciptakan robot dari sampah. Ia percaya bahwa anak-anak Indonesia sebenarnya bisa membuat robotnya sendiri dan bisa menjadi kreatif. Saat ini, ia tengah mencari investor dan terus berkampanye untuk inovasi robotnya yang terbuat dari sampah. Keren!! Saya cuma menunduk, what I’ve done until my 20. Banyak juga peserta yang lalu bertanya, “kenapa cuma 3, Bu?” hehe.
Dari cerita Ibu Septi sore itu, saya menyimpulkan beberapa rahasia kecil yang dimiliki keluarga ini, yaitu:
1. Anak-anak adalah jiwa yang merdeka, bersikap demokratis kepada mereka adalah suatu keniscayaan.
2. Anak-anak sudah diajarkan tanggung jawab dan praktik nyata sejak kecil melalui project. Seperti yang saya bilang tadi, di usia 9 tahun, anak-anak Ibu Septi sudah diwajibkan untuk punya project yang wajib dilaksanakan. Mereka wajib presentasi kepada orang tua setiap minggu tentang project tersebut.
3. Meja makan adalah sarana untuk diskusi. Di sana mereka akan membicarakan tentang ‘kami’, tentang mereka saja, seperti sudah sukses apa? Mau sukses apa? Kesalahan apa yang dilakukan? Oh ya, keluarga ini juga punya prinsip, “Kita boleh salah, yang tidak boleh itu adalah tidak belajar dari kesalahan tersebut”. Bahkan mereka punya waktu untuk merayakan kesalahan yang disebut dengan “false celebration”.
4. Rasulullah SAW sebagai role model. Kisah-kisah Rasul diulas. Pada usia sekian Rasul sudah bisa begini, maka di usia sekian berarti kita juga harus begitu. Karena alasan ini pula Enes memutuskan untuk kuliah di Singapura, ia ingin hijrah seperti yang dicontohkan Rasulullah. Ia ingin pergi ke suatu tempat di mana ia tidak dikenal sebagai anak dari orang tuanya yang memang sudah terkenal hebat.
5. Mempunyai vision board dan vision talk. Mereka punya gulungan mimpi yang dibawa ke mana-mana. Dalam setiap kesempatan bertemu dengan orang-orang hebat, mereka akan share mimpi-mimpi mereka. Prinsip mimpi: Dream it, share it, do it, grow it!
6. Selalu ditanamkan bahwa belajar itu untuk mencari ilmu, bukan untuk mencari nilai.
7. Mereka punya prinsip harus jadi entrepreneur. Bahkan sang ayah pun keluar dari pekerjaannya di suatu bank dan membangun berbagai bisnis bersama keluarga. Apa yang ia dapat selama bekerja ia terapkan di bisnisnya.
8. Punya cara belajar yang unik. Selain belajar dengan cara homeschooling di mana ibu sebagai pendidik, belajar dari buku dan berbagai sumber, keluarga ini punya cara belajar yang disebut Nyantrik. Nyantrik adalah proses belajar hebat dengan orang hebat. Anak-anak akan datang ke perusahaan besar dan mengajukan diri menjadi karyawan magang. Jangan tanya magang jadi apa ya, mereka magang jadi apa aja. Ngepel, membersihkan kamar mandi, apapun. Mereka pun tidak meminta gaji. Yang penting, mereka diberi waktu 15 menit untuk berdiskusi dengan pemimpin perusahaan atau seorang yang ahli setiap hari selama magang.
9. Hal terpenting yang harus dibangun oleh sebuah keluarga adalah kesamaan visi antara suami dan istri. That’s why milih jodoh itu harus teliti. Hehe… Satu cinta belum tentu satu visi, tapi satu visi pasti satu cinta
10. Punya kurikulum yang keren, di mana pondasinya adalah iman, akhlak, adab, dan bicara.
11. Di-handle oleh ibu kandung sebagai pendidik utama. Ibu bertindak sebagai ibu, partner, teman, guru, semuanya. Daaaan masih banyak lagi.
Hhhhmmm… Gimana? Profesi ibu rumah tangga itu profesi yang keren banget bukan? Ia adalah kunci awal terbentuknya generasi brilian bangsa.
Saya ingat cerita Ibu Septi di awal kondisi beliau menjadi ibu rumah tangga. Saat itu beliau iri melihat wanita sebayanya yang berpakaian rapi pergi ke kantor sedangkan beliau hanya mengenakan daster. Jadilah beliau mengubah style-nya. Jadi Ibu rumah tangga itu keren, jadi tampilannya juga harus keren, bahkan punya kartu nama dengan profesi paling mulia: housewife.
So, masih zaman berpikiran bahwa ibu rumah tangga itu sebatas sumur, kasur, lalala yang haknya terinjak-injak dan melanggar HAM? Duh please, housewife is the most presticious career for a woman, right? Tapi semuanya tetap pilihan. Dan setiap pilihan punya konsekuensi. Jadi apapun kita, semoga tetap menjadi pendidik hebat untuk anak-anak generasi bangsa.
Dari kisah di atas, saya juga menarik kesimpulan bahwa seminar kepemudaan tidak melulu bahas tentang organisasi, isu-isu negara, dan lain-lain yang biasa dibahas. Pemuda juga perlu belajar ilmu parenting untuk bekal dalam mendidik generasi penerus bangsa ini. Bukankah dari keluarga karakter anak itu terbentuk?
Sumber : Kompasiana

Jumat, 03 Juni 2016

4 Kepribadian Anak

KOLERIS


Tanda-tanda anak berkepribadian Koleris

  • √ Anak-anak koleris adalah pemimpin. Mereka suka mengatur dan mereka suka mengendalikan sesuatu
  • √ Anak-anak koleris ingin sesuatu ada dalam aturan mereka. Kepercayaan dirinya kuat dan mereka suka berkompetisi untuk sesuatu yang bisa mereka menangkan
  • √ Hargai prestasi mereka dan ucapkan "ibu tidak menyangka kamu bisa membersihkan kamar secepat ini. Hebat!"
  • √ Anak-anak koleris memiliki tekad kuat dan tampak matang sejak kecil

Kebutuhan Emosional :
Penghargaan atas segala prestasi, peluang kepemimpinan, partisipasi dalam keputusan-keputusan keluarga, sesuatu untuk diatur (kamar sendiri, garasi, halaman belakang, hewan peliharaan)

Yang dihindari
istirahat, kebosanan, main permainan yang tidak mungkin dimenangkannya

Bayi

Kekuatan
√ Bermata besar dan cemerlang
√ Suka bertualang
√ Enerjik
√ Supel
√ Cepat berkembang
√ Berbakat jadi pemimpin

Kelemahan
√ Berkemauan keras
√ Menuntut
√ Berisik
√ Suka melempar benda-benda
√ Tidak mengantuk

Anak-anak
Kekuatan
√ Berani dan antusias
√ Pekerja yang produktif
√ Melihat sasarannya
√ Cepat bergerak
√ Mencukupkan diri
√ Kompetitif
√ Asertif
√ Dapat dipercaya

Kelemahan
√ Manipulatif
√ Temperamen berubah-ubah
√ Bersikeras
√ Suka menguji
√ Suka berdebat
√ Keras kepala

Remaja
Kekuatan
√ Agresif
√ Kompeten
√ Pandai mengorganisasikan
√ Jadi pemimpin
√ Pemecah masalah
√ Percaya diri
√ Merangsang yang lain
√ Sempurna dalam keadaan darurat
√ Berpotensi besar
√ Bertanggung jawab

Kelemahan
√ Terlalu nge-bos
√ Suka mengatur orang tua
√ Sok tahu
√ Menghina
√ Tidak populer
√ Menghakimi
√ Sulit mngakui kesalahan dan meminta maaf

#Membesarkan anak berkepribadian Koleris
√ Orang tua anak berkepribadian Koleris harus berebut kekuasaan sejak hari pertama. Anak-anak ini siap mengambilalih kepemimpinan. Kalau keterampilan alami mereka dalam memimpin disalurkan dengan benar, Anda akan dapat membantu mereka meraih sukses.

√ Mereka akan mencari hal-hal untuk mereka atur. Jika anda tidak memberi sesuatu yang pantas diaturnya, ia akan mengatur apapun yang ada didepannya. Termasuk anda sendiri.

√ Anak-anak ditipe ini cenderung merasa paling benar. Pastikan anda mengajari mereka agar tidak main menurut aturan sendiri.

√ Anak-anak ditipe ini kurang peka, ajari mereka untuk berempati terhadap orang lain dan berhati-hati dalam berbicara.

√Pastikan bahwa anak-anak anda memiliki batas-batas tertentu dalam kepemimpinan dalam keluarga dan pastikan mereka paham bahwa andalah kepala keluarganya.

Sumber artikel : Florence Littauer (Personality Plus for Parent)



MELANKOLIS


Tanda-tanda Anak Berkepribadian Melankolis

√ Anak-anak melankolis adalah pemikir. Mereka memikirkan hal-hak kecil dengan mendalam
√ Anak-anak melankolis suka dengan keteraturan, mereka terorganisir dan resah jika ada hal terjadi di luar rencana yang ada.
√ Jika anak sanguinis mencari perhatian dari luar, anak-anak melankolis membutuhkan ruang untuk dirinya sendiri. Mereka suka menyendiri, menata barang sendiri dan merasa terganggu jika ada yang masuk di "wilayahnya" tanpa ijinnya. Jika anak anda melankolis, sediakanlah kamar untuknya sendiri
√ Bagi anak melankolis, kepekaan, support, ruang dan keheningan adalah kebutuhan hidup

Kebutuhan emosional :
Kepekaan terhadap hasrat-hasrat mendalam, kepuasan dari kualitas prestasi, ruang sendiri, ketentraman dan stabilitas, keterpisahan dari saudara-saudara yang ribut, dukungan dari orang tua.

Yang dihindari:
Keributan, kebisingan, urusan-urusan sepele, diolok

Bayi
Kekuatan :
√ Serius
√ Pendiam
√ Suka jadwal
√ Menganalisa orang lain
√ Suka sendirian

Kelemahan :
√ Curigaan
√ Pemalu/tertutup
√ Tampak sedih
√ Mudah menangis
√ Bergantung

Anak-anak
Kekuatan :
√ Berpikir mendalam
√ Bertalenta
√ Musikal
√ Berfantasi
√ Sahabat sejati
√ Perfeksionis
√ Serius
√ Bertanggung jawab

Kelemahan :
√ Pemurung
√ Perengek
√ Sadar diri
√ Terlalu peka
√ Mendengar yang negatif
√ Menghindari kritik
√ Melihat masalah
√ Tidak mau berkomunikasi

Remaja
Kekuatan :
√ Berpikir mendalam
√ Murid yang baik
√ Kreatif suka riset
√ Terorganisasikan dan bertujuan
√ Standarnya tinggi
√ Sadar diri dan tepat waktu
√ Rapi dan teratur
√ Peka terhadap orang lain
√ Bersemangat baik
√ Hemat

Kelemahan :
√ Depresi dan menarik diri
√ Rendah diri
√ Tidak fleksibel
√ Curigaan terhadap orang
√ Kritis
√ Sikap negatif
√ Citra diri buruk
√ Menuntut balas
√ Hidup lewat teman-teman
√ Butuh dukungan

# Membesarkan anak-anak berkepribadian melankolis
√ Anak-anak ini ketika memiliki masalah akan sangat memikirkannya. Penting bagi orang tua untuk mendengarkan mereka dengan empati. Bahkan jika masalah itu terlihat konyol
√ Ajari anak-anak untuk menerima banyak hal terjadi di luar harapan mereka agar mereka bisa menghadapi dunia nyata dengan lebih baik
√ Beri mereka ruang untuk sendiri
√ Tanyakan apa masalahnya ketika mereka terlihat murung. Anak-anak melankolis sangat suka dan butuh untuk diperhatikan agar mereka tidak merasa sendirian
√ Bangun kepercayaan dirinya agar mereka selalu mempunyai citra diri yang positif

Sumber artikel : Florence Littauer (Personality Plus for Parent)


PHLEGMATIS


Tanda-tanda Anak Berkepribadian Phlegmatis

√ Saat anak Koleris sibuk mengatur, melankolis berusaha menenangkan suasana, dan anak-anak sanguinis berlari-lari sambil tertawa, anak-anak phlegmatis merasa tenang dengan hanya menonton. Anak-anak phlegmatis merasa puas berada di belakang layar
√ Anak-anak phlegmatis cenderung tenang, menghindari pertengkaran, mau mengalah dan menurut dan mereka selalu terlihat santai
√ Anak-anak phlegmatis cenderung mengambil jalan paling mudah, tidak terlalu suka hal-hal yang rumit, dan mereka kurang terobsesi pada kompetisi
√ Meski terlihat santai, anak-anak phlegmatis tahu apa yang disukai dan diinginkannya. Dan mereka bisa punya tekad sekuat baja untuk mempertahankannya. Inilah kekuatan phlegmatis selain emosi mereka yang stabil

Kebutuhan emosional :
Kedamaian dan Relaksasi, Perhatian, Pujian, Harga diri, Motivasi penuh kasih

Yang dihindari :
Konflik, konfrontasi, inisiatif, keputusan-keputusan,, kerja ekstra, tanggung jawab, ketegangan, pertengkaran

Bayi
Kekuatan :
√ Serius
√ Santai
√ Tidak menuntut
√ Senang
√ Mudah menyesuaikan diri
√ Suka tidur siang

Kelemahan :
√ Berjaga-jaga
√ Tidak tanggap
√ Lamban
√ Pemalu
√ Cuek

Anak-anak
Kekuatan :
√ Mengamati yang lain
√ Mudah dihibur
√ Tidak banyak masalah
√ Dapat diandalkan
√ Layak dikasihi
√ Mudah disetujui

Kelemahan:
√ Egois
√ Suka menggoda
√ Menghindari kerja
√ Penakut
√ Diam-diam keras kepala
√ Pemalas

Remaja
Kekuatan:
√ Kepribadian menyenangkan
√ Banyak akal
√ Pendengar yang baik
√ Menengahi masalah
√ Menyembunyikan emosi
√ Memimpin kalau terpaksa
√ Sikap santai

Kelemahan:
√ Sulit mengambil keputusan
√ Tidak antusias
√ Terlalu kompromi
√ Tak termotivasi
√ Sinis
√ Tidak mau melibatkan diri
√ Suka menunda-nunda

# Membesarkan anak-anak berkepribadian phlegmatis
√ Anak-anak berkepribadian phlegmatis paling santai. Anak -anak ini tidak memiliki dorongan batin seperti anak-anak kepribadian lain, jadi mereka butuh orangtua untuk membantu mereka menetapkan serta mencapai sasaran-sasaran
√ Anak-anak berkepribadian damai butuh penegasan serta dorongan terus menerus untuk berupaya mencari sasaran yang layak.
√ Anak-anak phlegmatis selalu mencari jalan paling mudah, menghindari keputusan, ajari dan bimbing mereka terus untuk memutuskan pilihan-pilhan terbaik bagi hidupnya
√ Mereka kurang terobsesi untuk mencapai prestasi. Berikan gambaran bagaimana berusaha lebih keras akan membantu mereka lebih sukses

Sumber artikel : Florence Littauer (Personality Plus for Parent)


SANGUINIS


Tanda-tanda anak berkepribadian Sanguinis

√ Anak-anak sanguinis senang menjadi pusat perhatian, mereka haus kasih sayang dan perhatian. Mereka membutuhkan perhatian dengan sentuhan, pelukan dan pernyataan.
√ Anak-anak sanguinis sangat gembira, mereka suka berimaginasi, ceria, dan karena keceriaannya orang-orang di sekitarnya sangat suka berkumpul dengan si sanguinis
√ Anak-anak sanguinis sangat suka bermain, mereka bisa bertualang dari apa saja yang mereka lakukan setiap hari. Kecenderungan mereka untuk bermain menjadi sulit ketika dihadapkan pada sesuatu yabg menuntut mereka untuk serius.

Kebutuhan Emosional : perhatian, dukungan, kasih sayang, penerimaan, kehadiran orang-orang serta kegiatan.

Yang dihindari :
Tugas-tugas yang membosankan, rutinitas, kritik, detail, sasaran yang tinggi-tinggi

Bayi
kekuatan :
√ Bermata besar dan cemerlang
√ Ingin tahu
√ Senang berceloteh
√ Ingin ditemani

kelemahan :
√ Menjerit-jerit minta perhatian
√ Tahu bahwa Ia manis
√ Suka ikut campur
√ Menangis kalau tak ada yang mengangkatnya atau ia letih
√ Suka pamer
√ Tanggap

Anak-anak
Kekuatan :
√ Berani dan antusias
√ Polos
√ Inventif dan imajinatif
√ Periang
√ Antusias
√ Suka bersenang-senang, terus beceloteh
√ Cepat pulih
√ Semangatnya bangkit terutama saat ada orang lain.

Kelemahan :
√ Tidak ada tindak lanjut
√ Tidak teratur
√ Mudah dialihkan perhatiannya
√ Cepat bosan
√ Pasang surut secara emosional
√ Ingin dapat pujian
√ Suka berbohong
√ Pelupa

Remaja
Kekuatan :
√ Pemandu sorak
√ Menyenangkan orang lain
√ Berani
√ Bergabung dengan klub-klub
√ Populer
√ Menjadi pusat pesta
√ Kreatif
√ Ingin menyenangkan
√ Sungkan

Kelemahan :
√ Kecenderungan untuk berbohong
√ Kreatif mencari alasan
√ Mudah diajak menyimpang
√ Gila perhatian
√ Membutuhkan dukungan sesama
√ Tidak mau belajar
√ Tidak matang
√ Suka bergosip

#Membesarkan anak-anak sanguinis:
√ Jika anak anda berkepribadian Sanguinis anda perlu mengajarinya keseimbangan kesenangan dengan fokus serta disiplin.
√ Mereka perlu terus diawasi agar melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka.
√ Pastikan memuji anak anda jika mereka berbuat baik karena mereka senang dipuji dan didukung.
√ Ajari anak anda hati-hati dalam berbicara karena mereka suka sekali bicara tanpa dipikir.
√ Biarkan anak-anak sangunis bersenang-senang namun mngajarinya berdisiplin untuk meraih sukses.

Sumber artikel : Florence Littauer (Personality Plus for Parent)


HAL-HAL 'SEPELE' YANG DILAKUKAN SUAMI YANG MEMBUAT ISTRI BAHAGIA.

Memperindah rumah tangga dengan hal-hal sepele (sederhana) memang tidak selalu mudah. Padahal banyak sekali keuntungan dan dampak positif yang akan dituai.

Seringkali kebahagiaan diukur dengan materi, ya, itu wajar. Namun kebahagiaan seperti itu adalah kebahagiaan yang semu, yang pastinya akan cepat luntur.















sumber: fb Play and Learn

Bedatang

bersama turunnya hujan (14.00 wite- 16.00 wite) aku berdo'a agar dimudahkan pada saat lamaran.

dan ....... 18 September 2016 di teken